Senin, 18 November 2013

Kamar

(this gonna be a long post)



Hujan. Tadi malam si Vina begadang nugas. Kesiangan. Ditinggal sama Mami (an aunt of mine) ke kampus :( untungnya sopirnya baik hati mau ngaterin ke kampus. Seperempat jalan, sms masuk dari Anggun. Kuliahnya kosong :(


Terus sekarang Vina bingung mau ngapain. Terus inget kalo punya geekgogreen. Geek Go Green. Ya blog biasa aja sih. Biasa kerjaannya curhat. Kalo bisa ya jangan yang menye (walaupun beberapakali me-menye-kan diri di sini :( )

Then I found that Geek Go Green is a chamber. A cave. A crib. Of mine. Which people can sneak in.

Ya dibayangin aja gini. Kamar. Semua (should be) have a room. Privacy. Okelah, kita sebut aja ini kayak kotak rahasia. Kotak harta karun. Kayak macemnya Vina jaman kecil. (kamu juga dulu pernah punya kan?) Bukan bentuk fisik kotak. Tapi ini *tunjuk jidat Vina yang lebar*.

Oke, daripada disebut kepala, otak, atau bahkan jidat, kita ganti namanya aja jadi imajinasi. Dan selalu ada perasaan biar orang lain tau imajinasinya. Tapi jangan semua. Buat Vina, ini medianya.

Waktu kecil imajinasi bebas berkeliaran. Wut! Wut! Wut! Dulu anehnya (karena ngebayanginnya pas umur segini aja makanya dibilang aneh, dulu sih awesome! haha), Vina bisa bikin cerita sendiri. Semacam bikin drama. Sendirian. Di rumah. Tapi seolah olah ada banyak orang. Haha keren ya ;) kalo sekarang mau kayak gitu, udah kalah sama malu duluan haha


The bigger I grow, my imagination slowly fades away. Tapi tetep, ada banyak bayangan masa kecil ang nggak bisa lepas. Badannya si Vina aja gede, 166 cm. Tapi kadang masih merasa a kid trapped in 19 body (I still 19 though :p ). (Salah satu) Efeknya, ya gitu, kelakuan si Vina masih kayak anak kecil. Paling berasa itu tentang kecerobohan. Ini kebangetan.Si Vina juga bingung gimana cara ngatasinnya. Barang jatoh, kedudukan, keteken. Pun ampun Vin.... :'(


Terus, muncul lagi yang nggak pernah kepikiran sebelumnya. Si Vina. Valentina Kris Utami. Punya dunianya sendiri. Pernah nulis tentang dunia sendiri (presepsi tentang 'dunia sendiri' dari pemikiran Vina). Nih, tapi kalo males gausah dibaca juga gapapa.


Jadi ya, akhir-akhir ini si Vina selalu dibilangin tentang Vina dan dunianya. Vina pikir 'dunia sendiri' itu yaaa karena suka tau-tau keluar, kabur dari rutinitas dan ikut kegiatan atau acara lain. Yang bahkan orang-orangnya yang terlibat pun jauh berbeda sama keseharian.


Tapi tapi tapi, ternyata lebih dari itu. Dunia yang dimaksud itu bukan cuma dunia yang tercipta dari adanya kegiatan yang Vina ikutin. Dunia yang dimaksud itu imajinasi yang muncul di kepala Vina secara semena-mena dan gatau waktu. Imajinasi apa? Misalnya gini. lagi ngomongin tentang sepeda, tau-tau kebayang mimpi-mimpi si Vina tentang sepeda dan segala gambaran Vina dan sepeda yang pernah ada. Bayangan kayak gitu tau-tau muncul, seolah-olah ada film yang muter di kepala. Tapi yang liat ya cuma si Vina doang. Efeknya, si Vina malah senyum-senyum sendiri -____________- malah out of conversation -___-


Terima kasih buat Mas Amang yang berkali-kali bilang "Ha kamu sibuk sama duniamu sendiri kok". Sekarang si Vina sadar. Jadi.................ya emang dari dulu nggak sadar. hahaha



Sedih? Kadang. Nggak semua orang ngerti ke-anak kecil-an si Vina. Sialnya lagi, di umur segini, men. Lingkungan menuntut buat bersikap lebih dewasa. Pft. Tapi ya ada benernya. Masa iya mau gitu terus, Vin? I need to learn to live happily with maturity.
Asik? Ya asik lah! Ini tuh kayak bagian masa kecil yang masih nempel di pikiran. Karena imajinasi mainannya pikiran. Bukan perasaan.

Oke. Menulis tentang perasaan, buat si Vina itu sulit hukumnya. Karena bakal cenderung menye. Uye.

Sering muncul perasaan. I need somebody to share my imagination with. My weirdness. My cribs. My cave. My chamber. (Ini menjelang menye). More than that, si Vina juga mau mencoba keluar dari cribnya sendiri. Biar nggak kayak katak dalam tempurung. (bener kan ya peribahasanya?) Mau masuk ke kamarnya orang lain (ya kalo diijinkan. ini juga milih milih. *toyor kepala Vina*)


Imagine it is a looooong way with a door in the end. Sering kali orang-orang yang (mungkin) tepat sudah mendekat ke pintu 'kamar', tapi malah mundur ke belakang. Kebetulan? I don't think so. hahaha They decide, I nggerus :'(

Kalo sekarang, ada yang mulai dekat ke pintu, but I haven't see the decision. Open the door or turn back home (Tukan tukan tukaaaaan :'( )






Tadi malem ditelpon ayah. Ditanya, "Gimana? Logistik aman?" dan jawabannya, automatically, absolutely, "Nggaaaaaaaak :'((((" hahaha






See ya!

Selasa, 05 November 2013


I remember how we got dinner together. Share the stories about the day we spent.
I remember the morning rush. Almost every morning.
I remember how Ayah, Ibu, Kakak, Lanang, and me go to Payless in June. We bought 8 pairs of shoes, 1 for me, 1 for Kakak, 1 for Lanang, 4 for Ibu. 7? Yes. Ayah took a pair for himself on the last minutes we paid it because he saw everyone buy (at least) one, except Ibu haha.
I remember when Ayah drop me to school every morning when I was in high school and sometimes called number in cars which for sale just asking the price, act like we want to buy it. LOL.
I remember when Ayah got mad to me and told me "Focus!".
I remember when suddenly Ibu rode the motorcycle beside me and took me to my school when she actually must taught her students.
I remember when Ibu asked me something for my lunch.
I remember how I told her about my day, my story, and my silly thought.
I remember how Ibu told me about Eyang, her childhood, her day at school, and her feelings.
I remember how Ibu asked me about her looks when she wanted to go to some occasion.
I remember how I shyly told Kakak about the crush, who I never connected with haha.
I remember how Kakak took me at my campus then we was looking for dinner
I remember when I punched Lanang on his arm when I got mad and he automatically did revenge on me
I remember how Lanang told me about his love story and sometimes gave advice to me.

the unfinished 'remembers'

Most of all, I remember and miss how we laughed together :')
Call me spoiled, but now I found myself as a family-person. The farther I go, the closer I get.















duh vin, vin :''