Senin, 14 Januari 2013

Yo!

(without any title)



“Ibu! Ibu!” teriak Bombom. Ia berlari tergesa-gesa menuju kios buah milik ibunya. Mukanya pucat. “disebelah rumah kita ada penyihir bu!”. Ibu kaget. Semua aktivitas di pasar pagi itu mendadak berhenti. Semua mata melihat ke arah Bombom yang terengah-engah kelelahan sehabis berlari.

Desa Bubut semalam gempar. Bertambah lagi satu korban. Andi, anak Pak RT, hidungnya bertambah panjang sekitar 10cm. Sebelum-sebelumnya, Cika dan Ciko tiba-tiba telinganya meruncing. Si kembar jadi terlihat seperti 2 kurcaci kecil di desa. Warga memastikan bahwa anak-anak itu telah disihir!
Mbah Bedil, yang konon sudah berumur 99 tahun lebih, adalah tetua Desa Bubut. Tadi malam, setelah hidung Andi memanjang, warga langsung mengadakan musyawarah. Meminta petunjuk Mbah Bedil.

“Nyonyot sudah kembali! Nyonyot sudah kembali!” teriak Mbah Bedil di tengah kerumunan warga. Usut punya usut, Nyonyot adalah seorang warga dari Desa Bubut yang dulu, ketika masih SD dikucilkan dan diejek teman-temannya karena memiliki hidung yang panjang, telinga yang runcing, dan giginya persis seperti gigi kelinci yang dipelihara Somad, cucu Mbah Bedil.

Dua puluh tahun yang lalu, Nyonyot juga datang ke Desa Bubut setelah pergi tanpa ada yang mengetahui Ketika itu, penampilannya sudah berubah. Dulu ia hanya menggunakan kaos warna merah lusuh. Tetapi, ketika kembali, ia sudah memakai jubah panjang semata kaki berwarna hijau lumut. Para warga menyebut Nyonyot sebagai penyihir. Tiba-tiba 3 anak di desa mengalami keanehan pada tubuh mereka. Ada yang tiba-tiba hidungnya panjang, giginya menyerupai kelinci, dan ada juga yang telinganya meruncing. Tak lama, Nyonyot menghilang meninggalkan desa dan kecurigaan warga.

Tinggal satu korban lagi. Seorang anak lagi yang akan terkena sihir Nyonyot. Sihir gigi kelinci.
Bombom yang berwajah panik langsung dikerumuni orang-orang sepasar. Orang-orang ingin mengetahui apa yang diketahui oleh Bombom. Yang tidak disadari Bombom, ternyata ia fobia menjadi pusat perhatian. Mendadak Bombom pingsan di tempat.
Mata Bombom perlahan-lahan terbuka. Ia sudah berada di kamarnya yang bercat biru laut. Ibu menangis di kursi sebelah kasurnya. Adik Bombom, Ina juga terlihat di pojok kamar, berdiri ketakutan. Bombom meregangkan tangannya dan menguap. “Tuk!” suara gemertak gigi! Bombom kemudian langsung berlari keluar kamar menuju kaca besar yang terletak di dekat pintu rumah.

“AAAAAAAAAAAA!!!!!!!”. Dua gigi atas Bombom memanjang sekitar 3 cm persis kelinci milik Somad!

“HAHAHAHAHHAHA!!!!!” terdengar suara terbahak-bahak dari luar rumah Bombom. Ia pun langsung keluarke teras. Nyonyot benar-benar menampakkan dirinya! “Tiga korban! Hahahaha! Seperti apa yang kalian ejekkan kepadaku dulu!” Bombom bergidik ngeri. Air matanya mulai berlinang, siap-siap tumpah. Celananya pun nyari basah, “Satu lagi! Akan ada satu anak lagi yang akan menerima sihirku sehingga penampilannya menyerupai aku!” wuusssh! Tiba-tiba Nyonyot menghilang dari hadapan Bombom dan lansung berada di rumah sebelah rumah Bombom.

Ternyata apa yang selama ini Bombom curigai tidak salah. Sapu lidi yang besar dengan gagang yang besar pula, botol-botol berbentuk aneh, serta ketel dengan cairan kental yang berbau busuk. Bombom tak mungkin salah lagi. Ia pun langsung berlari ke rumah Mbah Bedil untuk menceritakan semuanya.

"Kita harus mencari cara agar Nyonyot tidak mengganggu desa kita lagi!" kata Mbah Bedil yang meskipun sudah tua, tapi ketegasannya tidak pernah berkurang.
"Bhagghaimhanha kharahanyhhaahh?" Bombom benar-benar kesulitan berbicara sekarang.
"Mari kumpulkan warga sekarang juga!"

Tak lama kemudian seluruh warga berkumpul di balai desa. Semua riuh ramai membicarakan Nyonyot. Ada yang bilang penyihir takut tempat terang. Lain pula pendapat yang lain bahwa penyihir benci warna merah muda.

"Ehm!" Mbah Bedil berdeham untuk menenangkan para warga. "Baiklah, apa ada yang punya usul untuk mengusir Nyonyot dari desa?". Semua hening. Tiba-tiba Bu Dede yang terkenal pendiam dan pemalu di seluruh desa mengacungkan jarinya.

"Du..Dulu... ketika kami masih SD, Nyonyot selalu takut dengan pelajaran matematika. Ia selalu merasa sakit kepala ketika melihat angka..." suara Bu Dedeh yang pelan membuat para warga hening agar suara Bu Dedeh, yang ternyata merupakan teman SD Nynyot, terdengar, "Se.. Selain itu, ia benci durian..."

Bombom yang juga mendengarkan perkataan Bu Dedeh jadi teringat kejadian tadi. Nyonyot berdiri agak jauh dari rumahnya, sesekali sambil memegang hidung. Ibu Bombom yang berjualan buah di pasar baru saja kedatangan stok buah durian tadi pagi dan belum mulai menjualnya karena durian-durian itu belum masak benar. Itu berarti, Nyonyot akan lebih takut dengan durian yang sudah masak karena baunya yang lebih menyengat!

"Kami pikir, nampaknya Nyonyot takut dengan suara tangisan anak kecil!" kata Cika dan Ciko bersamaan, "Ia langsung menutup telinganya begitu mendengar jeritan kami setelah telinga kami disihirnya"

"Baiklah. Mari kita susun strategi agar Nyonyot benar-benar pergi dari desa kita!" tegas Mbah Bedil.

-

Pagi-pagi buta warga sudah berkumpul di pekarangan rumah Mbah Bedil yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah yang diduga sebagai tempat persembunyian Nyonyot. Para warga membawa senjata pamungkas masing-masing. Bapak-bapak membawa durian serta makanan-makan olahan durian yang memilik bau yang sama menyengatnya dengan durian, dodol durian juga es krim durian. Anak-anak yang ketakutan terkena sihir Nyonyot ramai-ramai ingin ikut mengusir Nyonyot. Mereka sudah siap dengan buku-buku pelajaran matematika serta poster-poster tabel perkalian juga pembagian. Tak mau kalah, ibu-ibu kompakan memakai baju berwarna merah muda dan menggendong anak-anak mereka yang masih kecil dan tertidur lelap dan siap dibangunkan dengan tiba-tiba sehingga menangis kencang. Karena walaupun anak-anak seusia Bombom sudah siap berteriak meraung-raung, suara tangisan bayi pasti lebih ampuh untuk membuat telinga Nyonyot kesakitan.

-

Langit masih gelap tetapi perangkap sudah selesai dipasang. Buku dan tabel matematika sudah dipasang di pagar rumah Nyonyot. Ibu-ibu sudah siap di posisi masing-masing menyebar disekeliling rumah. Durian yang sudah masak benar pun diletakkan di setiap sudut halaman tempat Nyonyot tinggal.

Anak-anak sudah siaga dengan senter masing-masing, begitu pun para bapak dengan seember es krim durian di tangan masing-masing.

Sekarang saatnya memancing Nyonyot yang tertidur agar keluar rumah!

"OEEEEKKKKKK!!!!!GHYYAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!" Ibu-ibu bersama-sama menepuk pantat bayi dan balita dalam gendongan mereka. Bombom serta anak-anak yang lain pun serempak berteriak meraung raung.
Brakkk!! suara pintu yang dibanting. Nyonyot keluar! Nyonyot masih mengenakan jubah hijau lumutnya dengan penampilang sehabis bangun tidur juga rambut kasar yang berantakkan.
"A..APA INI?!" teriak Nyonyot kaget. Mata Nyonyot langsung menangkap kumpulan angka-angka di sekitarnya. Matanya mendadak berkunang-kunang. Tiba-tiba bau durian matang menusuk hidungnya. Nyonyot langsung menutup hidungnya. Bapak-bapak pun dengan sigap melemparkan es krim durian ke arah Nyonyot. Jubah Nyonyot sekarang berlumuran cairan kental berbau durian. Tubuh Nyonyot perlahan-lahan terhuyung ke belakang. Meihat hal itu, Bombom cs langsung menyalakan senter dan mengarahkan ke arah Nyonyot. Nyonyot langsung terjatuh ke tanah.
"AAAAAAAAAAAARGGHH!!!" Nyonyot yang terjatuh dan menggeram dengan keras. Ia menepuk tangannya. Tiba-tiba sebuah sapu terbang terbang ke arah Nyonyot. Warga terkejut! Sapu terbang yang selama ini hanya imanjinasi sekarang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri!
Kemudian Nyonyot langsung memegang sapunya untuk membantunya berdiri dan langsung duduk di atas sapunya itu. "Karakaboom!" Wussshhh!!!! Nyonyot terbang dengan kilat meninggalkan desa setelah mengucapkan mantranya.

Semuanya hening terkaget-kaget melihat kepergian Nyonyot....

"HORREEEE!!!!" semua warga dari yang kecil sampai yang tertua berteriak bahagia. Semua gelak tawa dan tangisan terharu saking senangnya menyatu.
"Akhirnya Nyonyot pergi!" teriak Bombom. Eh? Bombom sudah bisa berbicara dengan normal! Hidung Andi dan juga telinga Cika dan Ciko pun perlahan-lahan menyusut kembali normal. Ternyata, kepergian Nyonyot juga membawa pergi segala sihirnya!
Semua penduduk Desa Bubut pun menari gembira merayakan perginya Nyonyot :D


The drafts :
(Trust me, my handwriting is unreadable)


 
 Because my hand doesn't write nor draw, but my imagination is dancing above the paper.



Darth Vader and Anakin Skywalker


-ngetik sampe laper-
-cerita yang nggak klimaks-
See ya!